Pertanyaan #05

Ajaran Syiah Tidak Berdasarkan As-Sunnah

Tuduhan

Ajaran Syiah tidak berdasarkan kepada hadis atau Sunnah. Tidak ada rujukan dalam hadis-hadis Shahih tentang kewajiban mengikuti dua belas Imam dari Ahlulbait.

Jawaban

Sekali lagi, ajaran Syiah ialah ajaran yang mewajibkan umat Islam untuk mengikuti Ahlulbait dalam aqidah, syariat, dan akhlak. Yang dimaksud dengan Ahlulbait, dalam pengertian khusus, adalah dua belas Imam. Dalam pengertian lebih luas, Ahlulbait termasuk juga Rasulullah saw dan Sayyidah Fathimah as. Kewajiban untuk mengikuti Ahlulbait disebutkan dalam banyak hadis yang shahih. Hanya tiga hadis yang dicantumkan di bawah ini:

1. Hadis al-Tsaqalayn (Dua Pusaka)

  • Rasulullah saw besabda: “Hai manusia! Aku tinggalkan padamu apa yang akan menghindarkanmu dari kesesatan selama kamu berpegang teguh padanya: Kitab Allah dan ‘itrahku, yaitu ahlulbaitku.”
    (Shahih alTurmudzi 5:238, hadis 3874; Tafsir Ibn Katsir 4:113; Kanz al-Ummal 2:153; Ibn Al-Atsir, Jami’ al-Ushul 1:187; Al-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir 138).

  • Diriwiyatkan Zaid bin Arqam, ia berkata “Pada suatu hari Rasulullah saw berdiri di hadapan kita di sebuah tempat yang bernama Khum seraya berpidato. Maka beliau memanjatkan puja dan puji atas Allah SWT, menyampaikan nasihat dan peringatan. Kemudian beliau bersabda ‘Ketahuilah–wahai manusia sesungguhnya aku hanya seorang manusia; Aku merasa bahwa utusan Tuhanku (malaikat maut) akan segera datang dan aku akan memenuhi panggilan itu. Dan aku tinggalkan padamu ats-tsaqalain; yang pertama: Kitab Allah, didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka berpegang teguhlah dengan Kitab Allah. Lalu beliau menganjurkan (kita) agar berpegang teguh dengan Kitab Allah – kemudian beliau melanjutkan “Dan Ahlulbaitku. Kuperingatkan kalian akan Ahlulbaitku (beliau ucapkan ini tiga kali)”
    (Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya, Bab Fadhail Ali bin Abi Thalib, 2:362.; Tafsir al-Khazin, 1: 4, Tafsir Ibnu Katsir, 4: 113, Al-Baghawi, Mashabih al- Sunnah 2:278; Yanabi’al-Mawaddah 29,191; Al-Nabhani, Fath al-Kabir 1:252)

  • Rasulullah saw bersabda: “Aku tinggalkan bagimu yang kalau kamu berpegang teguh kepadanya kamu tidak akan tersesat sepeninggalku.Yang satu lebih besar dari yang lain: Kitab Allah, tali yang terbentang dari langit ke bumi dan kedua ‘itratku Ahlulbaitku. Keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya berjumpa denganku di telaga Al-Haudh. Maka perhatikanlah bagaimana kamu memperlakukan kedua peninggalanku itu.”
    (Shahih al-Turmudzi 2:308, hadis 3876; Tafsir al-Durr al-Mantsur 6:7, 306; Al-Thabrani, Al-Mu’jam al-Shaghir 1:135; Tafsir al-Khazin 1:4; Tafsir al-Wushul 1:16; Tafsir Ibn Katsir 4:113; Ibn Al-Atsir, Jami’ al-Ushul 1:187; Usud al-Ghabah 2:12; Kanz al-‘Ummal 1:154; Taysir al-Ushul 1:16; Yanabi’ al-Mawaddah 33, 40, 226; Al-Baghawi, Mashabih al-Sunnah 2:279)

Di samping itu, banyak lagi hadis yang semakna dengan hadis-hadis di atas. Redaksinya bermacam-macam. Rasulullah saw juga menyampaikannya berkali-kali: di Arafah, Muna, Ghadir Khum, pulang dari Thaif, menjelang kembali ke hadirat Ilahi.

Menurut Ibn Hajar: “Ini tidak menunjukkan pertentangan, karena tidak ada alasan untuk menolak bahwa Nabi saw mengulang-ulangi pesan yang penting itu kepada mereka di tempat itu dan dan di tempat-tempat lainnya, dengan tujuan untuk menarik perhatian mereka terhadap Al-Kitab yang mulia dan Al-Itrat yang suci. Disebutkan dalam hadis Thabrani dari Ibn Umar: Akhir kalimat yang diucapkan Nabi saw adalah ‘Peliharalah aku dengan memelihara hak-hak Ahlulbaitku” (Al-Shawaiq al-Muhriqah 150)

2. Hadis Dua Belas Khalifah

  • Dari Jabir bin Samurah: “Beliau bersabda, Akan ada dua belas amir. Kemudian ia mengatakan kata yang tidak aku dengar. Kata ayahku: Sesungguhnya ia berkata: Semuanya dari Quraisy”
    (Shahih al-Bukhari 8:127)
  • Dari Jabir bin Samurah. Ia berkata: “Aku bersama bapakku menemui Nabi saw. Maka kami mendengar beliau bersabda: Sesungguhnya urusan agama ini tidak akan terhenti sampai terjadi di tengah-tengah mereka dua belas khalifah. Ia berkata: Kemudian ia berbicara dengan perkataan yang sangat perlahan bagiku. Aku bertanya kepada bapakku: Apa yang beliau katakan. Beliau bersabda: Semuanya dari Quraisy”
    (Shahih Muslim 6:3)
  • Dari Masruq: Kami sedang duduk bersama Abdullah bin Mas’ud. Ia membacakan Al-Quran pada kami. Seorang lelaki bertanya kepadanya: Ya Aba Abdirrahman, apakah engkau pernah bertanya kepada Rasulullah saw berapa khalifah yang dipunyai umat ini? Berkata Abdullah bin Mas’ud: Belum pernah ada orang yang bertanya padaku sebelum kamu tentang hal itu sejak aku datang ke Iraq. Benar, aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw dan ia bersabda: Dua belas orang sebanyak para ketua (nuqaba) Bani Israil
    (Musnad Ahmad 1:398, 406; lihat juga Musnad Abi Ya’la 8:444, 9:222; Al-Thabrani, Mu’jam al-Kabir 10:158; kata Ahmad Muhammad Syakir “Isnaduhu shahih” dalam tahqiqnya pada Musnad Ahmad; Al-Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa 15 menghasankan hadis ini).

Hadis tentang 12 khalifah yang melanjutkan Nabi saw hanya dapat dijelaskan dalam keyakinan mazhab Syiah. Rasulullah saw menunjuk pengganti atau pelanjut sebanyak 12 orang. Ulama Ahlussunnah kebingungan untuk menjelaskan siapa dua belas khalifah itu. Kalau mereka menghitung Khulafa al-Rasyidin bilangannya hanya empat orang saja. Jika dimasukkan juga semua khalifah Umawiyyah dan Abbasiyah, jumlahnya lebih banyak dari dua belas orang. Ada juga yang menganggap bahwa 12 itu menunjukkan banyak dan tidak menunjukkan bilangan tertentu.

Dalam kebingungannya, Ibn Hajar al-Asqalani menulis, “Aku tidak menemukan seorang pun yang mengetahui secara pasti arti hadis ini” (Fath al-Bari 13:183). Aneh juga kalau ahli hadis sebesar Ibn Hajar tidak memahami arti hadis ini, padahal nama-nama dua belas imam diriwayatkan banyak sekali dalam khazanah Ahlussunnah. Al-Qanduzi al-Hanafi –“wafat tahun 1294 H, ulama mazhab Hanafi dari Balkh” (Al-Zarkali, Al-A’lam. Beirut: Dar al-‘Ilm lil Malayin, 1999)-mengumpulkan hadis-hadis itu dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah. Salah satu di antaranya kita kutipkan di sini:

  • “Seorang Yahudi memanggil Na’tsal untuk datang menemui Rasulullah saw dan berkata, ‘Wahai Muhammad, aku memiliki beberapa pertanyaan yang telah lama kusimpan. Jika engkau menjawabnya, maka aku akan memeluk Islam dengan pertolonganmu’ Rasulullah saw bersabda: Wahai Abu Amarah! Engkau dapat menanyakannya padaku. Ia bertanya: Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku penerusmu karena tidak ada rasul tanpa penerus. Rasul kami Musa bin Imran as menetapkan Yusya bin Nun sebagai penerusnya. Rasulullah saw berkata: Penerusku adalah Ali bin Abi Thalib dan setelahnya adalah kedua cucuku Hasan dan Husain yang setelah mereka akan ada sembilan Imam dari keturunan Husain yang datang secara berurutan. Ia bertanya lagi: Katakan nama-nama mereka, wahai Muhammad. Rasulullah saw bersabda: Setelah Husain akan ada putranya Ali, setelah Ali putranya Muhammad, setelah Muhammad putranya Ja’far, setelah Ja’far putranya Musa, setelah Musa putranya Ali, setelah Ali putranya Muhammad, setelah Muhammad putranya Ali, setelah Ali putranya Hasan, dan setelah Hasan putranya Al-Hujjah Muhammad alMahdi” (Yanabi’ al-Mawaddah , 440)

3. Hadis Al-Safinah

Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan Ahlulbaitku seperti perahu Nuh. Yang menaikinya selamat dan yang meninggalkannya tenggelam” Hadis ini diriwayatkan oleh banyak sahabat, di antaranya Ali bin Abi Thalib, Abu Dzar, Abu Sa’id al-Khudri, Ibn Abbas, Abdullah bin Zubayr, Anas bin Malik, dengan sejumlah thuruq yang sampai kepada mereka (Ahmad bin Hanbal, Fadhail al-Sahabat 2:785; Ibn Abi Syaibah, AlMushannaf 7:503; Al-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir 3:4445, Al-Mu’jam al-Awsath 4:10, 5:306-355, Mu’jam alShaghir 1:193, 2:22; Al-Hakim, Al-Mustadrak 2:343, 3:151; Abu Nu’aim, Hilyat al-Awliya 4:306; Al-Suyuthi, Tarikh al-Khulafa 209).

Para ahli hadis menilai hadis ini shahih karena saling menguatkan satu sama lain. Ibn Hajar berkata: Hadis ini diriwayatkan oleh banyak jalan, saling memperkuat satu sama lain (Al-Shawaiq al-Muhriqah 352). Al-Samhudi berkata, “Wa hadzihi al-thuruq yuqawwi ba’dhuhu ba’dhan” ( Jawahir al-Uqdayn 261). Catatan

Kesimpulan

Walhasil, berdasarkan hadis ini dan banyak hadis lainnya

, Syiah mengikuti Ahlulbait

karena perintah Allah swt dan petunjuk Rasulullah saw, karena Al-Quran dan As-Sunnah.