Pertanyaan #25

Syiah Memiliki Adzan yang Berbeda?

Tuduhan

Orang Syiah menambahkan ke dalam adzan satu kalimat: “Hayya ‘ala Khayril ‘Amal”. Ucapan itu tidak diajarkan Nabi saw dan termasuk bid’ah.

Jawaban

“Hayya ‘ala khayril ‘amal” bukan tambahan dalam adzan, tapi kalimat yang diajarkan Nabi saw; tetapi hilang pada masa kemudian. Syiah mempertahankan sunnah Nabi saw, dan menjadikannya sebagai syi’ar mazhabnya.

Azan yang banyak dipraktekkan, yaitu tanpa “Hayya ‘ala Khayril “Amal” diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibn Majah dan Al-Turmudzi. Dikisahkan bahwa kalimat-kalimat azan itu diperoleh melalui mimpi (Abdullah bin Zaid, atau Umar bin Khattab atau 14 sahabat lainnya dengan riwayat yang saling bertentangan). Selain semua sanadnya ada saja mengandung kelemahan (majhul, dha’if, munkar, munqathi’ dan sebagainya), penetapan syariat melalui mimpi sahabat adalah kemusykilan yang besar.

Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari 2:62 menulis: “Sesungguhnya sulit menerima penetapan hukum lewat mimpi Abdullah bin Zaid karena mimpi selain Nabi saw tidak bisa menjadi dasar syara’.” (Lihat kemusykilan Azan ini pada Jalaluddin Rakhmat, Al-Mushthafa, hal 87).

Berlawanan dengan itu, di bawah ini disampaikan sebagian di antara hadis-hadis tentang Adzan dengan “Hayya ‘ala Khayril ‘amal” melalui Abdullah bin Umar, Sahl bin Hunayf, Bilal, Abu Mahdzurah, ibn Abi Mahdzurah, Zaid bin Arqam:

  • Dari Nafi’, ia berkata: Ibnu ‘Umar kadang-kadang setelah membaca “Hayya ‘Alal Falah” di belakangnya ia membaca “Hayya ‘ala khayril amal” (Sunan al-Baiyhaqi 1;624, hadis 1991).

  • Dari Laits bin Sa’ad dari Nafi’: Ibnu Umar tidak pernah berazan dalam safarnya. Kadang-kadang setelah “Hayya ‘alal Falah” ia mengucapkan “Hayya ‘ala khayril ‘Amal” (Lihat sumber di atas).

  • Al-Baihaqi meriwayatkan hadis tentang “Hayya ‘Ala Khayril ‘Amal” dalam azan dari Abu Umamah, dari Sahl bin Hunayf (Sunan Al-Baihaqi 1;:425)

  • Ibn Al-Wazir, dari Al-Muhibb al-Thabari al-Syafi’I dalam kitabnya Ihkam al-Ahkam, menulis, “Sebutan “Hayya ‘ala Khayril ‘Amal” berasal dari hadis Shadaqah bin Yasar, Abu Umamah, Sahl bin Hunayf; jika ia berazan ia mengucapkan Hayya ‘Ala Khayril ‘Amal. Dikeluarkan dari Sa’id bin Manshur (Mabadi al-Fiqh al-Islami 38).

  • Dari Abdullah bin Muhammad bin Ammar, …dan seterusnya dari Bilal: Bilal berazan pada waktu subuh dengan mengucapkan “Hayya ‘Ala Khayril ‘Amal”. Kemudian Nabi saw memerintahkan Bilal untuk menggantinya dengan Ash-Shalatu khayrun min an-Nawm, sebagai pengganti “hayya ‘ala khayril ‘Amal” (Majm’ al-Zawaid 1:330 dari Al-Thabrani dalam Al-Kabir; Mushannaf Abd al-Razaq 1:460 hadis 1787; Sunan al-Baihaqi 1:625 h 1994; Muntakhab al-Kanz hamisy Musnad Ahmad 3:286).

    Yang ditulis dengan huruf miring jelas ditambahkan para ahli hadis (mudraj), karena berdasarkan sumber sejarah, “Ash-Shalatu khayr min an-Nawm” baru muncul puluhan tahun setelah Nabi saw meninggal dunia (Lihat Muwaththa Malik 46; Sunan al-Daruquthni, Mushannaf Abd al-Razaaq 1:474, 475; Muntakhab al-Kanz 3:278. Di situ disebutkan bahwa Ash-Shalatu khayr min an-Nawm itu bid’ah, begitu menurut Al-Turmudzi dan Abu Dawud dan lain-lain).

  • Muhammad bin Manshur dalam kitabnya Al-Jami’ dengan isnad dari orang-orang yang disukainya dari Abu Mahdzurah, salah seorang muadzdzin Rasulullah saw. Ia berkata; Rasulullah saw memerintahkan aku mengucapkan dalam azan “Hayya ‘ala Khayril ‘Amal”. Dalam riwayat dari Abdul Aziz bin Rafi’ dari Abu Mahdzurah, ia berkata: Ketika aku kecil, berkata kepadaku Nabi saw: Jadikan akhir azanmu Hayya ‘ala Khayril ‘Amal (Al-Bahr al-Zukhar 2:192; lihat Mizan al-I’tidal 1:139; Lisan al-Mizan 1:268).

  • Diriwayatkan bahwa Zaid bin Arqam mengucapkan dalam azan “Hayya ‘ala Khayr al’amal” (Lihat al-Imam alShadiq wa al-Madzahib al-Arba’ah 5:283).

Di samping hadis-hadis di atas, ada banyak lagi hadis tentang Hayya ‘ala Khayr al-‘Amal dari sahabat-sahabat lainnya: Ali bin Abi Thalib, Abu Rafi’, ‘Aqil bin Abi Thalib, Al-Hasan bin ‘Ali, Al-Husayn bin ‘Ali, Abdullah bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Umar, Jabir bin Abdillah, Abdullah bin Ja’far, Anas bin Malik, Ali bin al-Husayn, Zaid bin Ali, dan lain-lain (Baca pengucapan Hayya ‘Ala Khayr ‘Amal sepanjang tarikh Islam pada Ali alSyahristani, Al-Adzan bayn al-Ishalah wa al-Tahrif, Beirut: Muassasah al-A’lami, 2004).

Dengan penelitian yang mendalam, Anda akan segera tahu bahwa “Hayya ‘ala Khayr al-Amal” adalah sunnah Rasulullah saw yang dijalankan oleh kaum muslimin, terutama pengikut Ahlulbait, sepanjang sejarah. Sementara itu, tidak dicantumkannya “Hayya ‘ala Khayril ‘Amal” dalam Azan bukan saja pengabaian akan sunnah tetapi juga bid’ah itu sendiri.