Pertanyaan #22
Syiah Menyembah Kuburan?
Tuduhan
Orang Syiah musyrik karena menyembah kuburan
Jawaban
Syiah tidak menyembah kuburan, Syiah meyakini bahwa ziarah ke makam Nabi Muhammad saw, para Imam Ahlulbait, wali-wali Allah dan segenap syuhada merupakan amal yang sangat dianjurkan, sunnah muakkadah. Bahkan Rasulullah saw sendiri berziarah ke kuburan Baqi dan mengucapkan salam kepada penghuni kubur.
Tentu saja, kita harus membedakan antara ziarat dan ibadah atau menyembah. Ibadah atau menyembah hanya dilakukan untuk Allah swt semata. Sementara ziarah dimaksudkan untuk menghormati serta memuliakan para pembesar Islam dan memohon syafa’at mereka di sisi Allah swt.
Dalam al-Qur’an
Maka jika Allah mengembalikanmu (Muhammad) kepada suatu golongan dari mereka (orang-orang munafik), kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka katakanlah, “Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi (berperang) sejak semula. Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut (berperang).”
Dan janganlah engkau (Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (mendoakan) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS At-Taubah 9:83-84)
Al-Qur’an melarang Nabi saw dilarang berbuat dua hal (shalat dan berdoa) tersebut bagi orang munafik. Maka dapat disimpulkan, terhadap kuburan selain orang munafik, shalat untuk orang yang mati dan berdoa dengan berdiri di atas kuburan boleh dilakukan.
Dalam Hadis
“Dulu aku melarang kalian berziarah kubur. Namun mulai sekarang dan seterusnya, berziarahlah, karena ziarah dapat membuat kalian zuhud di dunia dan mengingatkan kalian pada akhirat”
“Nabi ziarah ke makam ibunya, dan di sisi makam ibunya, beliau menangis hingga membuat orang-orang di sekitarnya menangis, lalu Beliau bersabda, aku meminta izin Tuhanku untuk ziarah ke makam ibuku dan Ia mengizinkanku. Maka ziarahlah kalian karena sesunggguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan kepada kematian”
Aisyah mengatakan bahwa Nabi membolehkan ziarah kubur “Rasulullah mengizinkan ziarah kubur” (Sunan IbnMajah, I: 114; Shahih Turmudzi, bab al-Jana’is, III:274, disertai juga dengan Syarh Ibn al-Arabi, cetakan Lebanon; Shahih Bukhari III:65: Shahih Abu Dawud II, kitab al- Jana’is, bab Ziarah al-Qubur:195; Shahih Muslim IV, kitab al-Jana’is,bab Ziarah al-Qubur:73)
Putri Nabi, Fathimah, setiap Jumat berziarah ke makam pamannya Hamzah, melakukan shalat di sisinya dan menangis (Mustadrak, Hakim I:377; wafa’ al-wafa’ II:112)