Pertanyaan #16

Syiah Percaya Reinkarnasi? (Ar-Raj’ah)

Tuduhan

Syiah sesat karena mempercayai Ar-Raj’ah; yakni, kembalinya ruh ke jasad di dunia sebelum kiamat

Jawaban

Syi’ah mengambil petunjuk dari Al-Quran tentang Al-Raj’ah, yakni dihidupkannya kembali segolongan dari tiaptiap umat sebelum hari kiamat. Perhatikan ayat-ayat Surat An-Naml 82 s/d 86 ini:

۞ وَاِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ اَخْرَجْنَا لَهُمْ دَاۤبَّةً مِّنَ الْاَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ اَنَّ النَّاسَ كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ - ٨٢

Dan apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami keluarkan makhluk bergerak yang bernyawa dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.

وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ فَوْجًا مِّمَّنْ يُّكَذِّبُ بِاٰيٰتِنَا فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ - ٨٣

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan dari setiap umat, segolongan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok).

حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْ قَالَ اَكَذَّبْتُمْ بِاٰيٰتِيْ وَلَمْ تُحِيْطُوْا بِهَا عِلْمًا اَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ - ٨٤

Hingga apabila mereka datang, Dia (Allah) berfirman, “Mengapa kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku, pada-hal kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, atau apakah yang telah kamu kerjakan?”

وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ بِمَا ظَلَمُوْا فَهُمْ لَا يَنْطِقُوْنَ - ٨٥

Dan berlakulah perkataan (janji azab) atas mereka karena kezaliman mereka, maka mereka tidak dapat berkata.

اَلَمْ يَرَوْا اَنَّا جَعَلْنَا الَّيْلَ لِيَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ - ٨٦

Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami telah menjadikan malam agar mereka beristirahat padanya dan (menjadikan) siang yang menerangi? Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.

(QS An-Naml 27:82-86)

Ayat-ayat tersebut menjelaskan peristiwa sebelum hari kiamat: munculnya daabbah dan dibangkitnya segolongan dari tiap-tiap umat (min kulli ummatin faujan).

Mengapa ayat tersebut ditafsirkan peristiwa sebelum kiamat? Karena pada ayat selanjutnya, yaitu An-Naml ayat 87, Allah swt menceritakan kiamat ketika ditiup sangkakala:

وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَفَزِعَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗوَكُلٌّ اَتَوْهُ دَاخِرِيْنَ - ٨٧

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, maka terkejutlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِۗ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍۗ اِنَّهٗ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَفْعَلُوْنَ - ٨٨

Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

(QS An-Naml 27:87-88)

Pada hari kiamat itu, Allah membangkitkan semuanya, bukan hanya segolongan dari tiap-tiap umat, tapi semuanya. Ini dengan penjelasan kiamat pada ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an, misalnya:

وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْاَرْضَ بَارِزَةًۙ وَّحَشَرْنٰهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ اَحَدًاۚ - ٤٧

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. (QS Al-Kahfi 18:47)

Perhatikan pula bahwa di dalam Al-Qur’an, Allah swt menceritakan kisah-kisah lain yang padanya Allah swt menghidupkan kembali orang yang telah mati:

وَرَسُوْلًا اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ەۙ اَنِّيْ قَدْ جِئْتُكُمْ بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۙاَنِّيْٓ اَخْلُقُ لَكُمْ مِّنَ الطِّيْنِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ فَاَنْفُخُ فِيْهِ فَيَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚوَاُبْرِئُ الْاَكْمَهَ وَالْاَبْرَصَ وَاُحْيِ الْمَوْتٰى بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚوَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُوْنَ وَمَا تَدَّخِرُوْنَ ۙفِيْ بُيُوْتِكُمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَۚ - ٤٩

Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata), “Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman. (QS Al Imran 3:49)

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِىَ خَلْقَهُۥ ۖ قَالَ مَن يُحْىِ ٱلْعِظَـٰمَ وَهِىَ رَمِيمٌ Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?

قُلْ يُحْيِيهَا ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ Katakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, (QS Yasin 36:78-79)

Sekiranya Raj’ah diartikan reinkarnasi maka membangunkan orang mati yang dilakukan oleh Nabi Isa adalah reinkarnasi.

Rasulullah saw bersabda: “Kalian akan mengikuti tradisi umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sesiku demi sesiku. Sehingga sekiranya mereka masuk ke lubang biawak sekali pun kalian akan mengikutinya”. Kami bertanya: Ya Rasulullah saw, apakah mereka itu Yahudi dan Nashara? Ia bersabda; “Siapa lagi?” (Shahih al-Bukhari 9:112; 9:102; Kanz al-‘Ummal 11:133). Khalifah al-Ma’mun bertanya kepada Imam Ali Ridho as tentang raj’ah. Ia menjawab: Raj’ah itu benar, karena sudah terjadi pada umat-umat sebelumnya. Al-Quran sudah menceritakannya dan Rasulullah saw bersabda (kemudian ia mengutip hadis yang redaksinya sama dengan hadis di atas).

Adapun kisah-kisah Raj’ah yang disebutkan Allah dalam al-Quran:

  • Menghidupkan kembali sekelompok Bani Israil (QS Al-Baqarah 2:55-56)
  • Menghidupkan seorang yang terbunuh di kalangan Bani Israil dan tidak diketahui siapa pembunuhnya (QS Al-Baqarah 2:72-73)
  • Menghidupkan kembali ribuan manusia yang sudah mati (QS Al-Baqarah 2:243)
  • Menghidupkan ’Uzair setelah meninggal seratus tahun (QS Al-Baqarah 2:259)
  • Menghidupkan yang mati melalui mukjizat Isa as (QS An-Naml 27:82-83)